Pages

5 Nov 2011

Filosofi Memancing.

1) Melatih Kesabaran. Konon poin ini yang paling diagungkan para hobis. Tapi bohong juga kalau disebut melatih kesabaran. Buktinya sekarang banyak pancing yang memiliki cabang mata pancing hingga satu tangkai bisa memiliki 5 buah mata pancing. Suatu bentuk ketidaksabaran para pemancing sehingga dalam waktu yang sama bisa mendapatkan lebih dari satu ikan? Atau hanya untuk meningkatkan probabilitas ikan yang ditangkap?
Bahkan ada pengalaman unik ketika pas mancing ada seorang teman (tidak perlu tak sebutkan namaya) ketika mata kail tidak kujung di santap ikan,menunggu detik,menit bahkan berjam2,terkadang do'i melemparkan benda apa aja yang ada di sekitarnya ke dalam sungai sambil mengumpat,ketika tak tanya,apa maksutnya? ? ? katanya ikanya yang lagi pada tidur pada bangun semua...hahahhaa,ide yang bagus menurutku,tapi jangan di tiru karena belum pasti juga benar. Yang jelas para hobis tetap berargumen bahwa memancing itu melatih kesabaran. Yo wis, ngalah aja dari pada babak belur, lha wong 1 lawan 2.hahahaha....

2) Melatih Optimisme. Katanya sih selain melatih kesabaran juga untuk meningkatkan rasa optimis dalam diri. Maksudnya optimis bahwa pasti akan dapat ikan dan pulang dengan bahagia membawa ikan-ikan dan disambut istri dan anak yang tersenyum berbunga-bunga (** halah, terlalu didramatisir **). Kalau aku sih usul kalau sebaiknya memancingnya di toilet dan harus tetap optimis bahwa pasti akan ada ikan yang tertangkap. (** Tapi kok yang tertangkap bentuknya begitu ya? Bau lagi. Itu sih bukan ikan, Mas! **) Jadi harus tetap optimis walau pun itu suatu hal yang tidak mungkin. Dan jika berhasil menangkap ikan di tempat yang tidak mungkin ini, anggaplah bahwa itu suatu mukjizat dan rasa optimisme Anda yang besar itu menjadikan Anda seorang nabi.

3) Menikmati Kenikmatan Ketika Berhasil. Ya jelas saja. Setiap orang yang telah berusaha dengan susah payah bahkan sampai mempertaruhkan segalanya pasti akan bahagia jika usahanya berhasil. Demikian juga dengan memancing yang telah mengorbankan banyak uang dan tentu saja waktu walau pun yang didapat ternyata hanya sebuah ikan sebesar jari kelingking. Konon kata temanku, ikan yang didapat menentukan bagaimana kita bersyukur. Hendaknya kita bersyukur ketika dapat ikan yang besar. Dan hendaknya rasa syukur itu tidak mengecil walau yang didapat adalah ikan yang lebih kecil. Bagaimana jika tidak dapat ikan sama sekali? Ya harus tetap bersyukur gitu loh.

0 comments:

Posting Komentar

Populer